Wednesday, January 9, 2019

2018 adalah Tahun Terburuk untuk Penembakan Di Sekolah USA

Di Amerika Serikat Tahun ini, 113 orang telah tewas atau terluka dalam insiden teror penembakan di sekolah. 

Itulah temuan serius dari sebuah proyek yang bertujuan untuk menghitung jumlah korban tahunan dari serangan bersenjata  senjata di sekolah.  Pada awal 2018, Education Week, sebuah jurnal yang meliput tentang pendidikan di AS, mulai melacak dan mengarsipkan penembakan di berbagai sekolah dan sejak itu mencatat lebih dari 23 insiden di mana ada kematian atau cedera disana.

Rata-rata pada semua negara bagian AS   diperkirakan  memiliki sekitar 180 hari sekolah per tahun, itu berarti, rata-rata penembakan sekali setiap delapan hari sekolah. Basis data lain yang merekam penembakan di sekolah mengatakan bahwa pada tahun 2018 memiliki jumlah insiden tertinggi yang pernah tercatat   dalam kurun waktu mulai tahun 1970.

Basis data itu, dari Pusat Pertahanan dan Keamanan Tanah Air AS (US Center for Homeland Defense and Security) dan Badan Manajemen Darurat Federal (the Federal Emergency Management Agency/ Fema), menggunakan cara berbeda untuk mengidentifikasi insiden senjata di sekolah, dan mengatakan tahun ini ada 94 kasus.

Source: https://www.bbc.com/news/business-46507514



Tidak pernah 'normal'.


Ide dan Gagasan di balik diselenggarakannya Proyek Education Week selama setahun ini  adalah untuk menandai setiap penembakan yang terjadi  sehingga serangan tidak akan pernah tampak "normal" dan bahwa setiap korban harus diingat. Tetapi itu juga merupakan upaya untuk mengisi kekosongan informasi, dikarenakan ada liputan media yang intens tentang korban penembakan, dan minim sekali kejelasan informasi tentang serangan yang terjadi di seluruh negeri setiap bulan.


Lesli Maxwell, asisten redaktur pelaksana proyek Education Week, mengatakan tahun ini telah "benar-benar menjadi outlier" dengan dua penembakan di sekolah berskala besar, yang telah berkontribusi pada kematian tahunan yang tinggi. Tujuh belas orang terbunuh di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida.  Di SMA Santa Fe dekat Houston, Texas, ada 10 yang terbunuh, yangmana kedua serangan itu dilakukan oleh remaja laki-laki bersenjata api.

"Tahun ini sangat menonjol karena semua aktifitas yang mengikuti Parkland, dengan siswa yang memimpin serangan" kata Ms Maxwell.


Remaja, senjata, dan korban penembakan

Di Amerika sendiri Ada kampanye besar-besaran untuk kontrol senjata yang lebih ketat  dan di sisi lain dari beberapa perdebatan kontrol senjata lebihbanyak di dukung oleh guru atau staf sekolah. Sementara penembakan massal seperti itu menjadi berita utama di seluruh dunia, sebagian besar berlalu dan hilang bagai di telan bumi  tanpa perhatian khusus dari pemerintah.

Termasuk penembakan yang terjadi di sebuah sekolah dasar di Virginia bulan lalu, ketika orang tua yang mengumpulkan anak mereka tertembak di kaki ketika sebuah senjata di saku orang tua lainnya tidak sengaja terpicu pelatuknya.

Atau pada bulan Maret di sebuah sekolah menengah di Maryland, ketika seorang remaja berusia 17 tahun menembak dan melukai dua siswa dan kemudian, setelah dia terkepung dan dikonfrontasikan dengan petugas langsung bunuh diri. Salah satu yang terluka, seorang gadis berusia 16 tahun, meninggal beberapa hari kemudian.

Penembakan adalah daftar suram remaja, senjata dan korban tak bersalah. Para pelaku masih berusia 12 tahun tetapi kebanyakan berusia 16 atau 17 tahun. Kurangnya kepastian tentang jumlah penembakan di sekolah menjadikanhal yang sangat sangat tidak wajar bagi pemerintahan USA.

0 comments:

Post a Comment